Karya Hebat Warga Dissabilitas | Batik Ciprat Simbatan
Ditulis Oleh: Basuki Babussalam
Di Magetan, ada desa yang sangat menginspirasi. Tepatnya Desa SimbatanKecNguntoronadi Kabupaten Magetan. Jaraknya sekitar 30 menit perjalanan dari pusat kota magetan. Karena masih di lereng gunung lawu, suasana desa nya masih subur dan adhem.
Desa Simbatan ini dipimpin seorang doktor. Namanya Doktor Nur Hidayat. Di Desa Simbatan ada peninggalan sejarah situs kerajaan Simbatan. Tapi yang lebih keren, di desa ini ada unit usaha desa pembuatan batik Ciprat yang dikerjakan oleh masyarakat yang menyandang dissabilitas.
Sentra Batik Ciprat Simbatan, diresmikan tahun 2015 oleh Bupati Magetan Sumantri Noto Adinagoro. Sentral batik Ciprat waktu itu berada di Balai Desa Simbatan. Baru beberapa saat kemudian dicarikan tempat produksi khusus yang letaknya tidak jaduh dari pusat desa. Menurut pak Kades Doktor Nur Hidayat, karya batik ciprat diproduksi oleh 37 pembatik disabilitas. Di bawah bimbingan beberapa pelatih, pengrajin batik Ciprat Simbatan bisa berproduksi 20 sampai 25 lembar batik setiap harinya. Batik ciprat langitandisabilitasSimbatan memiliki beberapa motif diantaranya motif meteor, gepyok, jumput, rainbowcake, lurikan dan motif ciprat.
Hasil karya batik ciprat langitan kampung peduli disabilitasSimbatan biasanya dijual dengan harga dibawah batik biasa, satu lembar dijual hanya Rp.150.000 perlembar. Sebagai salah satu capaian kreatifitas, Batik Ciprat Simbatan pernah mewakili Indonesia mengikuti pameran di Thailand. Banyak apresiasi Siberian oleh pengunjung internasional, salah satunya memiji motif sederhana namun memberikan kesan kuat dari Batik Ciprat.
Kini hasil produksi melambung dengan banyaknya pesanan yang tidak hanya dalam negeri tetapi sudah sampai ke mancanegara. Batik Ciprat kini sudah menjadi salah satu icon Magetan. Bupati Magetan Suprawoto pernah menginstruksikan batik Ciprat Simbatan untuk dijadikan seragam / pakaian para pegawai daerah di magetan. Sebuah dukungan nyata kebijakan pemerintah untuk méndorong karya kreatif warga desa.(b)
Post Comment